Suka Talun
Manusia hidup di bumi ciptaan-NYA yang Agung. Semua diciptakan agar dapat hidup berdampingan dan selamat. Saling menjaga untuk keutuhan dan kelestarian alam ciptaa-NYA. Nenek moyang telah mewariskan kearifan lokal dengan pranata mangsa. Faktanya, sedikit siswa yang memahami dan menyadari hal tersebut. Sangat perlu bagi siswa di setiap jenjang pendidikan dibantu dalam memahami dan menumbuhkan kepedulian terhadap alam ciptaan-Nya yang memesona. Manusia wajib memanfaatkan dan melestarikan alam dengan bermartabat. Maka, sedini mungkin anak harus diajak untuk menyadari bahwa kelestarian alam ada di tangan manusia. Suka Ladang yang dilaksanakan pada hari Jumat 15 Februari 2024 adalah salah satu upaya pembelajaran tematik yang megajak siswa dan guru untuk mulai mencintai dan peduli terhadap lingkungan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah outdoor learning dan fun learning. Pranata mangsa adalah salah satu kearifan lokal yang diwariskan oleh nenek moyang. Selayaknya sudah mulai dikenalkan dengan hal sederhana pada siswa fase A melalui kegiatan mengenal dan mencintai ladang (suka ladang). Ladang, tempat sumber kehidupan bertumbuh berdasarkan iklim di Nusantara. Muatan pembelajaran yang dapat diintegrasikan dalam kegitan Suka Talun adalah Bahasa Indonesia, Matematika, Pendidikan Lingkungan Hidup, dan SBDP. Tujuan pembelajaran: Siswa mampu mengidentifikasi unsur hayati dan interaksi antar makhluk hidup dengan lingkungannya, mengidentifikasi manfaat dari keragaman hayati yng ada, melakukan pengukuran terhadap tanaman menggunakan penggaris (alat ukur baku), merancang upaya-upaya mencegah dan mengatasi pencemaran lingkungan, serta menyampaikan kembali informasi, gagasan, hasil pengamatan, pengalaman, dan imajinasi dalam bentuk presentasi. Kegiatan didampingi oleh guru fase A (Santi dan Vina). Sebagai salah satu upaya berbagi dalam konteks kurikulum merdeka, kegiatan ini diikuti oleh 6 guru dari SMP Santa Maria Tambrauw (Elvis, Hartini, Syalomi, Ermi, Ansel, Varia), 1 guru dari SMP Kemasyarakatan Promasan (Lilis), dan 2 guru dari SD Kanisius Sumber (Lucky, Vero). Kegiatan dilakukan di ladang Simbah Jum Wonolelo. (Aps)